Pages

Mudik (part.2)


Oke tulisan gue kali ini mungkin agak kontroversi atau setidaknya mengundang banyak komentar orang yang ga setuju. but, it’s just my opinion, ok. Pertama yang terlintas dipikiran gue pas nonton berita mudik di Indonesia yang cukup banyak memakan korban jiwa which is naik sekitar 2% dari taun 2011 kemaren, yang meninggal jumlahnya ga bisa di anggap sebelah mata menurut gue tapi pas liat angka kecelakaannya pun cukup tinggi bikin gue mikir, apa yang salah dari semua ini? Kita semua tau kalo tradisi mudik mungkin cuma ada di Indonesia. Setelah gue pikir (beneran gue mikirin ini cukup serius hehe) sepertinya di Indonesia mulai terjadi tradisi mudik karna terjadinya urbanisasi. Yap. Which is Jakarta sebagai ibukota mengalami peningkatan kemajuan fasilitas, sarana, prasarana yang jauuuuuuuh lebih maju dibanding kota-kota lainnya. Nah faktor ini juga yg mungkin memicu para pendatang dari kota-kota lain bahkan, maaf, kampung-kampung kecil diluar sana yang jauh dari kata kemajuan baik dari segi pendidikan, ekonomi, sosial dan sebagainya. Mungkin itu sebabnya mereka2 ini yang bermodalkan nekat, ilmu yang mungkin ga seberapa juga modal yang ga begitu besar buat mencoba peruntungan di ibu kota Negara ini, Jakarta. Nah menurut pemikiran gue ga sedikit dari para pendatang ini yang sukses bertahan hidup dengan membuat kehidupan mereka dan keluarganya jauuuh lebih baik disbanding tempat asal mereka tapiiii, ga sedikit juga yg gagal yg akhirnya malah jadi pengangguran di Jakarta dengan tingkat ekonomi, pendidikan, sosial yang bisa dikatakan rendah, but I know, they love Jakarta. Suka atau engga banyak hal yg bikin mereka ga bisa balik lagi ke kota asal mereka, bisa jadi ga punya modal, terlanjur betah, dan banyak lagi alesan lain. Nah ketika mereka jauh dari keluarga mereka disana, ya orangtua, adik, kakak juga sanak keluarga yang lain, mungkin mereka ini kangen lah pastinya or maybe they feel guilty karena ninggalin orang tua yang beneran ‘tua’ disana. Nah ketika momen lebaran tentu dong kita semua pengen ketemu atau tinggal deket orangtua kita dan itu yang mereka rasain. Faktornya, ketika mereka tinggal dijakarta ini berusaha fight dengan segala tetek bengek kota besar, ketika mereka mudik, mereka ngerasa ‘wow ini nyaman sekali’ ya gimana engga mungkin banyak diantara kita ataupun mereka ga bisa melakukakn ini, silaturahim sama orangtua pada hari2 biasa. Nah ketika mereka merasa nyaman they do it again and again in the next year atau pas lebaran sehingga terjadilah tradisi mudik di Indonesia. Pertanyaanya adalah apa emang menemui orang tua dan keluarga disana hanya bisa dilakukan pada saat hari besar lebaran ini aja? Sesulit itukah meluangkan waktu silaturahim sebelum bulan suci ramadhan? Toh mungkin kita punya sedikit waktu luang buat menjaga silaturahim yg mungkin menurut gue bisa sedikit ngobatin rasa kangen tanpa harus nunggu momen lebaran? Apa yang salah? Apa mungkin kualitas silaturahim kita yang buruk? Sehingga kalo saat lebaran kita ga mudik itu bakal bikin perasaan ga nyaman lah ngerasa bersalah sama keluarga dll. Ckck it’s complicated ffiuh. Sebenernya mudik aman pun bisa dilakukakn, tapiii tentu butuh kerjasama dari berbagai pihak, pemerintah dan masyarakat juga.

0 komentar:

Posting Komentar